Gardu Induk adalah sub sistem dari sistem transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Jadi, pengoperasian Gardu Induk ini tidak bisa dipisahkan sama sekali dari sistem transmisi listrik.
Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun. Masih banyak fungsi yang dimiliki oleh Gardu Induk ini, selengkapnya bisa Anda simak ulasan di bawah ini.
Fungsi Gardu Induk
Gardu Induk memang memegang peranan penting dalam sistem transmisi listrik, dari pembangkit ke konsumen.
Berikut beberapa fungsi yang dimiliki oleh Gardu Induk:
- Mentransformasikan tegangan, di mana Gardu Induk bisa menaikkan serta menurunkan tegangan.
- Mengatur aliran listrik dari satu transmisi ke transmisi lain, untuk kemudian didistribusikan kepada konsumen.
- Mengukur dan mengawasi operasi sekaligus mengamankan sistem tenaga listrik.
- Mengatur pelayanan beban ke Gardu Induk lain sekaligus ke Gardu Distribusi.
- Media untuk menurunkan dan mengubah tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
- Media untuk telekomunikasi.
Dari beberapa fungsi di atas, fungsi utama dari Gardu Induk adalah untuk mentransformasikan tegangan dari pembangkitan.
Hal ini karena transmisi daya membutuhkan tenaga yang besar, sedangkan pembangkit hanya bisa membangkitkan listrik sekitar 6-20 kV saja.
Sumber: serviceacjogja.pro
Jadi, agar tidak rugi daya atau drop di tengah perjalanan, maka tegangan harus dinaikkan.
Nantinya, setelah menggunakan tegangan tinggi saat transmisi, tegangan tersebut akan kembali dibuat standar saat didistribusikan kepada konsumen.
Intinya, tegangan yang ditransformasikan oleh Gardu Induk adalah sebagai berikut:
- Tegangan ekstra ke tegangan tinggi (500 kV/150 kV).
- Tegangan tinggi ke tegangan lebih rendah (150 kV/70 kV).
- Tegangan tinggi ke tegangan menengah yaitu 150 kV/20 kV atau 70 kV/20 kV.
- Frekuensi tetap, di Indonesia sekitar 50 Hertz.
Cara Kerja Gardu Induk
Secara sederhana, berikut cara kerja dari Gardu Induk:
- Pembangkitan
- Tenaga listrik dinaikkan
- Transmisi
- Tegangan listrik diturunkan
- Distribusi
Proses tenaga listrik dinaikkan dan diturunkan di atas memerlukan Gardu Induk, sedangkan untuk proses penurunan tegangan dari distribusi ke konsumen memerlukan Gardu Distribusi.
Jenis-Jenis Gardu Induk
1. Berdasarkan Besaran Tegangan
- Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET), yang bisa mentransformasikan 275 kV hingga 500 kV.
- Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI), yang bisa mentransformasikan 150 kV dan 70 kV.
2. Berdasarkan Pemasangan Peralatan
- Gardu Induk Pasang Luar
Jenis ini bisa juga disebut dengan Gardu Induk Konvensional, di mana seluruh komponen diletekkan di luar gedung kecuali sistem proteksi, komponen kontrol, sistem kendali dan komponen bantu lainnya.
- Gardu Induk Pasang Dalam
Gardu pasang dalam juga biasa disebut dengan Gas Insulated Substation, di mana seluruh komponen berada di dalam gedung kecuali transformator daya.
- Gardu Induk Kombinasi
Garu induk kombinasi adalah Gardu Induk yang beberapa komponen Switchgear diletakkan di dalam gedung dan di luar gedung, sedangkan transformatornya diletakkan di luar gedung.
3. Berdasarkan Rel/Busbar
Rel atau Busbar adalah titik pertemuan, di mana trafo tenaga, SUTT, SKTT serta peralatan listrik lainnya bisa menerima sekaligus menyalurkan tenaga listrik. Nah, berdasarkan Rel/Busbar, Gardu Induk dibagi menjadi 4, yaitu:
- Gardu Induk dengan sistem ring busbar.
- Gardu Induk dengan single busbar.
- Gardu Induk dengan double busbar.
- Gardu Induk dengan satu setengah busbar.
Jika Anda ingin mempelajari ilmu elektronik secara mendalam, maka salah satu pengetahuan dasar yang harus dipahami adalah tentang Gardu Induk.
Dengan memahami Gardu Induk secara menyeluruh, Anda bisa memahami alur listrik dari transmisi hingga distribusi.