
Archive for December, 2011
Peran Alumni Dalam Pengembangan Almamaternya

Manajemen: Regenerasi Kreatif Usaha Aktif Menuju Organisasi Kreatif
“The definition of insanity is doing the same thing over and over and expecting different results.” ~ Rita Mae Brown, Sudden Death
Kita hidup dalam abad di mana kekuatan persaingan dan perkembangan teknologi yang berakibat hampir setiap industri sekarang menjadi industri pengetahuan. Meningkatnya harapan orang yang terlibat di industri – yaitu pekerja, vendor dan pelanggan berpengetahuan mencari kondisi kerja membaik, hubungan komersial dan produk / pelayanan yang berkualitas. Pertanyaannya, apakah sebenarnya mereka adalah kekuatan yang mendorong kreativitas dan inovasi organisasi?
Dalam Buku “CORPORATE CREATIVITY:The Winning Edge”, PRADIP KHANDWALLA mengacu pada penelitian global untuk wawasan tentang kreativitas organisasi mempunyai premis bahwa dalam rangka untuk berkembang besok, kita perlu menciptakan visioner saat ini yang dapat melihat dan menangkap peluang dan tidak gentar oleh kegagalan. Untuk itu, kita perlu lebih memahami sifat kreativitas di tempat kerja dan belajar untuk memanfaatkan secara efektif dalam organisasi.
Sebagai konsultan, peneliti, dan tutor manajemen kreativitas, PN Khandwalla berfokus pada manajemen kreativitas yang berbeda dari kreativitas umum. Karena manajemen kreativitas kolektif melibatkan berbagai tim, departemen, asosiasi organisasi, bahkan sistem pemerintahan, komunitas dan masyarakat.
Untuk selanjutnya silahkan dibaca:
[slideshare id=10683607&doc=creativeprocess-30sep11-111224214338-phpapp02]
Rachmi Utami: Analisa Penerapan COBIT dalam Implementasi LMS pada aplikasi OLAT
1. Perencanaan dan Organisasi.
Dalam upaya meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar, Universitas Widyatama menyediakan LMS sebagai media belajar mengajar secara online, namun LMS yang digunakan harus dapat memenuhi kebutuhan untuk komunikasi online, resource share, dan project group.
Komunikasi online sendiri dimaksudkan agar dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi selama perkuliahan online berlangsung. Resource share diperuntukan agar mahasiswa dan dosen dapat berbagi bahan kuliah, dan project group digunakan sebagai repositories oleh mahasiswa ketika mendapatkan tugaskelompok dari dosennya.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan diatas maka aplikasi yang diimplementasikan ialah Online Learning And Training (OLAT) yang berbasis opensource. Pengguna aplikasi ini ialah mahasiswa dan dosen jurusan Teknik Informatika. Perancangan yang dilakukan dalam implementasi aplikasi ini ialah konektifitas database aplikasi OLAT dengan database server utama, dan konektifitas aplikasi OLAT dengan chat server yang menggunakan aplikasi openfire.
2. Akusisi dan Implementasi
Ditinjau dari tahapan akusisi dan implementasi maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya telah terdapat Learning Management System yang selanjutnya disebut LMS, yang ada di Universitas Widyatama. Namun pengembangan sistemtersebut tidak dilanjutkan ketahap yang lebih baik sehingga fungsi pada LMS tersebut terabaikan.
Beberapa kelemahan yang ditemukan pada LMS OLAT diantaranya :
- Tidak semua fungsi fitur yang ada pada LMS OLAT dapat digunakan
- Fitur chating masih terjadi delay time
- User yang telah login dan idle (tidak melakukan aktifitas apapun) maka akan logout dengansendiri, idle time seorang user diatur oleh session login
Database yang digunakan oleh aplikasi ini ialah MySQL, dimana pada sisi aplikasi OLAT menggunakan engine client yang akant erkoneksi dengan engine server pada server database utama.
3. Pelaksanaan dan Dukungan
Dengan implementasi LMS OLAT maka perkuliahan online akan bias dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen untuk saling berkomunikasi dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia pada LMS OLAT. User yang dapat menggunakan aplikasi ini ialah user yang telah terdaftar, user baru dapat melakukan registrasi pada link menu yang ada pada halaman login aplikasi OLAT, setelah melakukan registrasi maka user akan menerima email dari administrator aplikasi OLAT untuk menyelesaikan proses pendaftaran. Otorisasi user dibagi menjadi beberapa level, dimana seorang dosen memiliki otorisasi untuk membuat sebuah perkuliahan dan mahasiswa diberikan otorisasi untuk dapat bergabung ke dalam perkuliahan yang telah dibuat oleh dosen.
Dengan adanya resource share maka mahasiswa dapat menyimpan bahan kuliah dalam storage yang telah diberikan, dan dapat berbagi bahan yang dimilikinya dengan mahasiswa lain. Dukungan akan komunikasi yang telah disediakan dalam aplikasi dapat dipergunakan user untuk berdiskusi secara online, baik itu untuk membahas mengenai perkuliahan atau sekedar berbincang-bincang secara online. Dukungan project group dapat dipergunakan untuk mengerjakan projek secara bersama-sama baik itu tugas perkuliahan atau projek yang lainnya.
4. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan terdahap aplikasi maupun server aplikasi perlu dilakukan secara berkala, pada sisi aplikasi pemantauan yang dilakukan ialah dengan memantau agar servis-servis yang diberikan terus dapat berjalan, seperti keamanan pada resource share agar user-user yang tidak berhak tidak dapat mengakses resource share tersebut. Selain pemantauan dari sisi aplikasi juga harus dilakukan pemantauan secara berkala dari sisi server aplikasi, seperti pemantauan penggunaan storage yang digunakan sebagai resource share, koneksitifas aplikasi OLAT dengan chat server yang menggunakan openfire.
Manajemen: Peran Masif Manajer Kreatif Agar Tetap Kompetitif
Manajemen kreatif bertujuan untuk mengubah organisasi melalui perubahan cara mereka dijalankan, dengan membuka iklim dan gaya manajemen, meningkatkan partisipasi dan memberikan lebih banyak kebebasan pada karyawan untuk cara-cara yang akan dicapai, misalnya pengembangan produk baru.
Manajer kreatif mengelola orang secara efektif dan memiliki pendekatan kreatif untuk masalah organisasi berfokus pada:
- Pemecahan dan kerja sama tim
- Mencapai inovasi dan keunggulan kompetitif
- Memetik manfaat & keuntungan dengan meningkatkan “tingkat” kreativitas dalam organisasi.
KARAKTERISTIK MANAGER KREATIF:
- Bersedia untuk menyerap risiko yang diambil oleh bawahannya ==> Merasa nyaman dengan ide-ide yang baru dikembangkan ==> Mampu membuat keputusan yang cepat ==> Mereka adalah pendengar yang baik.
- Tidak memikirkan kesalahan masa lalu ==> Menikmati pekerjaan mereka ==> Mengharapkan bawahan untuk berhasil ==> Memanfaatkan kekuatan bawahan
Lebih lanjut dapat dibaca di bawah ini:
[slideshare id=10683563&doc=thecreativemanager-16sep11-111224211338-phpapp02]
Yulia Diarina: Implementasi COBIT Dalam Pengelolaan Moodle di E-Learning
Dalam metode COBIT (Control Objective for Information and related Technology) langkah pertama yang diambil yaitu :
- Untuk perencanaan dan organisasi, berikut kelemahan-kelemahan Moodle dalam e-Learning:
– Bentuk Moodle: Terlalu sederhana sehingga menimbulkan kesan kurang menarik dari segi design antarmuka.
– Course: Masih banyak pendidik yang tidak bisa memakai Moodle dalam pembelajaran dikarenakan isi mata kuliah yang rumit untuk dimasukkan kedalamnya. Sehingga pemakaian dan pembelajaran aplikasi e-Learning menjadi kurang maksimal.
- Akuisisi dan Implementasi
Ditinjau dari tahapan akuisisi dan implementasi maka dapat disimpulkan bahwa Moodle telah banyak digunakan termasuk di beberapa instansi di Indonesia.
Namun masih terdapat beberapa kelemahan yang ditemukan dalam implementasi diantaranya :
– Sumber daya
Masih kurangnya kemampuan menggunakan internet sebagai sumber pelajaran dan belum adanya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran melalui internet.
– Pemeliharaan infrastruktur
Belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu.
- Pelaksanaan dan Dukungan
Pengembangan Moodle dalam e-Learning dilihat dari pelaksanaan dan dukungan bagi keberlanjutannya dapat ditemukan beberapa kelemahan sebagai berikut :
– Akses internet: Tidak semua user (mahasiswa dan pelajar di Indonesia) dapat mengakses internet 24 jam, sehingga penggunaan Moodle menjadi tidak optimal.
– Memastikan keamanan sistem: Belum adanya sistem yang menjamin keamanan data.
– Materi dalam course: User masih cenderung tidak tertarik karena sifat materi yang masih terkesan kaku. Diperlukan materi yang dinamis seperti penggunaan video, audio, dan gambar agar user tidak bosan.
– Mengatur fasilitas: Perencanaan fasilitas dan pemeliharaan sudah dilaksanakan, namun masih belum optimal begitu juga pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas.
Kesimpulan
Moodle sebagai perangkat lunak dalam e-Learning yang dibangun dengan berbasis web ini sebenarnya telah memiliki sistem yang terintegrasi dan dapat memberikan tool bagi pendidik untuk membuat website pendidikan.
Namun Moodle pun masih memiliki beberapa kelemahan-kelemahan dan berdasarkan atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya diatas, dengan diterapkannya metode COBIT diharapkan kinerja Moodle dalam e-Learning dapat lebih baik dan terorganisir sehingga tujuan dari e-Learning yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran pada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta media komunikasi dapat tercapai juga dapat memberikan kontribusi bagi peserta didik terutama mahasiswa.
Dengan COBIT, diharapkan penggunaan moodle sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dapat menghasilkan kerja yang efisien dan efektif serta membuat penggunaan dan pengelolaannya mempertimbangkan integrasi dimana hardware, software dan perangkat manusia membangun integrasi.
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=WxwXshM2v3Y?rel=0&w=640&h=450]
Manajemen: Kreatifitas dan Inovasi Nyawa Suatu Institusi dan Organisasi

Hari Ibu dan Peringatan Pernikahan Orangtua yang ke 50

Visi Pendidikan: Butuh Pandangan Garuda Yang Terbang Tinggi di Angkasa
“Education is not a preparation for life, education is life itself.”
Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Demikian John Dewey menegaskan pemikirannya tentang pendidikan. Dengan demikian, umur pendidikan sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini.
Untuk menjadi manusia yang sempurna, manusia tidak boleh tidak memang harus belajar, atau harus memperoleh pendidikan. Manusia merupakan mahluk yang dapat diajar dan dapat mengajar. Animat educandum dan animal educancus. Manudia mahluk pembelajar, mahluk yang dapat dididik dan dapat mendidik.
Namun demikian, saat ini dimana pertumbuhan ekonomi yang dijadikan panglima dengan tidak berakar pada ekonomi rakyat dan sumber daya domestik serta ketergantungan pada utang luar negeri sehingga melahirkan sistem pendidikan yang tidak peka terhadap daya saing dan tidak produktif. Pendidikan tidak mempunyai akuntabilitas sosial oleh karena masyarakat tidak diikutsertakan di dalam manajemen sekolah. Pendidikan diselenggarakan dengan mengingkari kebhinekaan dan mengurangi toleransi serta semakin dipertajam dengan bentuk primordialisme. Hal ini ditunjang dengan Visi Depdiknas yang lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari “masyarakat berkembang” menuju “masyarakat maju”.
Untuk itu dibutuhkan Visi Pendidikan yang berperan seperti “Pandangan Garuda Yang Terbang Tinggi di Angkasa” dimana harus disadari bahwa pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural. Hal ini yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara optimal.
<iframe width=”640″ height=”420″ src=”http://www.youtube.com/embed/_9jdZhceZr8?rel=0″ frameborder=”0″ allowfullscreen></iframe>
e-Learning for Goverment: Bersatunya Strategi, Eksekusi dan Evaluasi
Kemarin dan hari ini saya menjadi Tutor Pelatihan “e-Learning for Goverment” di COMLABS-ITB untuk topik “Kebijakan & Regulasi e-Learning di Pemerintahan” dan “Manajemen Strategik dan Evaluasi eLearning di Pemerintahan”. Pelatihan kali ini diikuti oleh beberapa peserta dari unsur Pemerintah Daerah yang ingin menerapkan e-Learning pada DIKLAT di daerah mereka.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah ke-2 2010-2014 (RPJM-2) salah satu tujuannya adalah: “Meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian.” Hal itu dicapai dengan “KOMPETENSI PERILAKU INDIVIDU BIROKRASI PEMERINTAHAN” seperti Kualifikasi, Kompetensi dan Profesionalisme melalui Pendidikan formal, informal dan nonformal.
Kebijakan dan Regulasi e-Learning di Pemerintahan hrs sesuai dengan “PP 101/2000 ttg Diklat Jabatan PNS” dan “Pedoman Umum Diklat Jabatan PNS 193/2001” agar memperoleh hasil yang efektif dan efisien sesuai tujuan di atas. Hal ini sesuai dengan isi Pasal 3 ayat (1), UU 43/1999: “Pegawai Negeri (Sipil) berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan.”
Walaupun demikian, banyak kalangan memulai e-Learning tanpa pertimbangan yang matang agar kelihatan bergengsi tanpa Kebijakan & Strategi Manajemen DIKLAT yg jelas. E-Learning akan dimanfaatkan atau tidak, sangat tergantung pada Kebijakan Birokrasi serta bagaimana pengguna memandang atau menilai e-Learning tersebut.
Perlu diperhatikan sebelum memanfaatkan e-Learning untuk pendidikan dan latihan, yaitu melakukan analisis kebijakan agar menjawab apakah memang memerlukannya. Dalam analisis ini tentunya sudah termasuk apakah secara teknis dan non-teknis e-learning bisa dilaksanakan. Juga apakah secara ekonomis penggunaan e-learning ini menguntungkan (economically profitable) dan secara sosial diterima oleh birokrat/masyarakat (socially acceptable).
Satu hal yang perlu ditekankan dan dipahami adalah bahwa e-Learning tidak dapat sepenuhnya menggantikan kegiatan DIKLAT konvensional. Tetapi, e-Learning dapat menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di kelas.
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=uVvhOT8zd1U?rel=0&w=640&h=450]
Kewirausahaan Mahasiswa: Tugas Praktek Lapangan (Antara Tantangan dan Keuntungan)
Hari ini s/d minggu depan mahasiswa Kewirausahan Prodi Akuntansi Universitas Widyatama melakukan Tugas Praktek Lapangan dengan Dosen Pengampu Djadja Achmad Sardjana S.T.,M.M, untuk melakukan kegiatan Melakukan usaha-usaha Wirausahawan berupa :
- Penjualan (Sales)
- Marketing (Pemasaran)
- Studi Kelayakan Bisnis/Riset
- Wawancara Bisnis/Negosiasi
- Sosialisasi Produk/Jasa Kewirausahaan
Setelah selesai mereka dimohon membuat dokumen sbb:
- Laporan Aktifitas Wirausaha (Word, min.5 hal., A4, Arial/Roman Font 12)
- Presentasi Aktifitas Wirausaha (Powerpoint, min.5 hal.)
- Clip Video yg diupload ke youtube.com (min. 5 menit, kirimkan link-nya saja)
Ada beberapa kelompok yang mulai menawarkan produk atau jasa kepada mahasiswa, dosen bahkan fihak lain termasuk di Gasibu dan Car Free Day – Dago. Kita tunggu hasilnya minggu depan 🙂
<iframe width=”640″ height=”420″ src=”http://www.youtube.com/embed/Li7Hxjidx1s?rel=0″ frameborder=”0″ allowfullscreen></iframe>