
Hari yang sama dilanjutkan dengan Kuliah Applied #Networking 3 untuk mahasiswa Teknik Informatika Universitas Widyatama yang membahas Open Source Router ……. Berikut ini adalah beberapa software router yang gratis / free routing software yang saya mintakan mahasiswa untuk mempelajarinya sebagai alternatif “Proprietary Router”:
Hari kedua diisi dengan diskusi Rencana Implementasi #eLearning Bappenas. Diskusi diisi dengan pembicaraan E-Learning dari sisi “People, Process and Technology”. Hal ini sesuai dengan rencana Bappenas dengan tujuan:
Meningkatkan kompetensi dam produktivitas serta profesionalitas perencana pemerintah di seluruh Indonesia, dalam rangka peningkatan kapasitas instansi perencana pemerintah di pusat dan daerah, sehingga kualitas output dari instansi perencanaan akan meningkat sesuai dengan harapan masyarakat
Hari ketiga saya terbang ke Pasca Sarjaba IM-Telkom untuk menyampaikan kuliah “Creativity Management”. Seperti kita ketahui Kreatifitas dapat diartikan sebagai:
Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) (kadang disebut pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
Daya cipta dalam kemasakinian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor: keturunan dan lingkungan.
Berikutnya adalah menjadi Pemateri untuk dosen dan tenaga Pusat e-Learning UPN Jakarta. Disini saya membahas Kebijakan dan Manajemen Strategi yang sangat mendukung sukses tidaknya implementasi e-Learning di dunia akademis. Kata kuncinya adalah:
E-Learning will be used or not depends on government policy in education and how users view or assess the e-learning.
Generally the use of these technologies depends on: (1). Is the technology was already a requirement?, (2). Is adequate supporting facilities?, (3). Is supported by adequate funding?, and (4). Is there support from policy makers?
Bagong seorang pemuda desa yang memiliki mimpi yang besar. Meskipun berasal dari desa, Bagong bermimpi 20 tahun yang akan datang dapat memiliki restoran yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan mimpinya tersebut Bagong harus memulai langkah pertama, yaitu membangun restoran pertamanya. Bagong percaya, dengan resep masakan bebek goreng warisan dari eyangnya restoran yang akan dia buka akan diminati oleh masyarakat.
D. Gagasan
Teknologi GSM
GSM adalah sebuah teknologi komunikasi seluler yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone, atau dalam istilah bahasa inggris (Global System for Mobile Communication). Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi seluler sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
Dengan adanya teknologi seluler banyak terjadi kecenderungan penyalahgunaan teknologi komunikasi tersebut untuk melakukan tindak kejahatan, terorisme atau kriminal. Selama ini pihak yang berwajib hanya bisa menindak lanjuti tindakan-tindakan tersebut dan masih sulitnya untuk dilakukan pencegahan.
Sistem penyadapan “Intruder In The Darkness”
Hal-hal tersebut menjadi landasan pemikiran kami untuk membuat suatu Sistem penyadapan “Intruder In The Darkness” menggunakan BlackBox dan handphone sebagai pendukung sistem, yang kami harapkan dapat bermanfaat untuk melakukan pencegahan, menindak lanjuti dan meminimalisir tingkat kejahatan, kriminal dan terorisme yang terjadi di Indonesia dengan melakukan phone number scaning, man-in-the-middle attack dan phone tracking sehinga dapat melakukan pencarian informasi.
Mekanisme keamanan GSM diimplementasikan dalam 3 komponen system yang berbeda, dari ketiga komponen tersebut kami memanfaatkan basis data identitas dan informasi masing-masing pelanggan GSM yang terdapat pada Authentication center (pusat otentikasi) berupa International Mobile Subscriber Identity (IMSI), TMSI (Temporary Mobile Station Identity), LAI (Logical Area Identity) dan Ki untuk dapat melakukan penyadapan, oleh karena itu kami membutuhkan rekomendasi dari Pemerintah Indonesia, Badan Intelijen Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, dan Vendor Handphone untuk dapat melegalkan penyadapan tersebut. Saat ini kondisi kekinian kami telah sampai pada tahap analisa sistem serta pengetahuan tentang IC FPGA dan bahasa pemrogramman yang akan digunakan agar compatible dengan bahasa pemrogramman J2ME.
Sekali lagi tim @NgabaduyIT berkelana ke Batu Hijau –Sumbawa. Kali ini tim diperkuat oleh @djadjas, @Tsauri28, Dwi Haryanto dan satu-satunya wanita yaitu Teh @k_amiDong. Misi bertujuan untuk memperkuat e-Learning di institusi tersebut terutama untuk Divisi Training.
Tambang Batu Hijau merupakan tambang terbuka tembaga dan emas. Tambang dioperasikan oleh Newmont Mining Corporation anak perusahaan PT Newmont Nusa Tenggara (PT Newmont). Tambang ini terletak 1.530 kilometer (950 mil) timur Indonesia dari ibukota Jakarta, di selatan Kabupaten Taliwang , di Pulau Sumbawa sebuah pulau di Nusa Tenggara Barat. Tambang ini adalah hasil dari eksplorasi dan program pembangunan sepuluh tahun didasarkan pada penemuan deposit tembaga tahun1999. Produksi dimulai pada tahun 2000.
Tambang memanfaatkan metode penambangan terbuka “truck and shovel” dengan bijih yang diproses pada “Semi-Autogenous Grinding” diikuti dengan sirkuit flotas . Produk jadi adalah konsentrat tembaga-emas, yang dikirim melalui pipa ke fasilitas penyimpanan di pantai Samudra Indonesia.
Jum’at kemarin adalah hari yang melelahkan dan menggembirakan. Betapa capainya melakukan tugas ke Sumbawa, baru sampai Jum’at dini hari, paginya jam 07.00 langsung meluncur ke Universitas Widyatama untuk memberikan Kuliah Kewirausahaan Prodi Akuntasi sampai jam 16:00…..
Kuliah sepanjang hari harus diiringi dengan Kondisi Suara Masih Serak (Nyaris Hilang). Mungkin kecapaian karena perjalanan jauh dan kerja yang padat di minggu ini. Namun, hal itu terbayar dengan Kebahagiaan Seorang Pendidik Kewirausahaan melihat hasil pikiran dan karya mahasiswa yang hadir saat itu.
Pada kuliah kemarin saya sengaja minta mereka mebacakan karangan atau impian mereka tentang “Bila Aku Menjadi Wirausaha”. Sengaja judulnya memodifikasi salah satu acara di TV agar mahasiswa lebih meras gaul dan tidak terbebani tugas ini.
Salah satunya adalah presentasi Tendy Septiadi (0112A008) yang awalnya tidak tertarik di bidang ini. Namun karena ada satu bakat yang terpendam dalam dirinya yaitu “Bakat Ku Butuh” maka jadilah dia wirausahawan. Menurut dia banyak tantangan dari orang terdekat terutama orang tua sampai mereka berkata: “Kalau kamu bisnis, berarti kamu udah ga nganggap kita mampu buat ngebiayain”. Ada juga tantangan dari ex-calon “belahan jiwa” yang merasa tidak cocok kalau “si dia” adalah “Tukang Bubur”………
Tendy adalah pemilik “Bubur Ayam Pardoel”, beralamatkan di jl.Pasir Luyu Barat no 34 yang saat ini sudah dijadikan menu pilihan sarapan pagi, bagi warga Pasir Luyu Barat khususnya, dan warga lainnya yang mau berangkat ataupun pulang kerja, karena saat ini Bubur Ayam Pardoel sudah mulai buka dari pagi pukul 06.00- 10.00 Pagi dan sorenya buka pukul 16.00- 22.00 wib
Singkat kata Tendy sudah jadi “Pengusaha Bubur” yang sukses dan baru saja merenovasi tempat usahanya dengan modal sendiri. Saat ini dia bisa berdikari dan menghidupi dirinya dan bebera pegawai yang tidak mampu di tempat usahanya. Bahkan dia mampu menyekolahkan kembali anak buahnya yang putus sekolah sehingga bolehlah dia dipanggil sebagai “Social Entrepreneur”.
Satu lagi adalah Rhesy Rangga P (0111u283) dengan kutipan sebagai berikut:
Seandainya aku jadi seorang pengusaha yang menjadi owner tersebut aku memilih membuka Restoran/Rumah Makan,kenapa aku memilih untuk membuka rumah makan?karena semahal-mahalnya apapun makanan itu jika memang menarik dan sangat disenangi oleh konsumen pasti akan laku ,lagi pula makan adalah salah satu kebutuhan pokok setiap orang.
Saya juga barusan soft opening rumah makan yang bernamakan Jogja Steak,disini saya menawarkan lebih berbeda dari steak-steak yang lain yang membuat saya yakin bias menarik konsumen lebih banyak.keunggulan Jogja Steak adalah disitu ada menu yang tidak dimiliki oleh steak yang lain,biasanya steak cumin ada daging sapi,ayam,dll.Tetapi di Jogja Steak memiliki steak yang unik seperti Steak Tempe ,Steak Tahu dan masih banyak yang bias membuat konsumen dengan steak steak yang berbeda dan harga relative terjangkau.
Di Jogja Steak saya tidak hanya menawarkan orang untuk makan ,kenyang dan pulang.disini saya membuat konsep lebih alamiah ya itu menggunakan suasana lebih seperti beradat contoh : menggunakan kursi kayu yang unik,menggunakan konsep bangunan joglo,ada yang bias makan di lesehan di taman (bukan di pinggir jalan) menggunakan music dan suasana lebih membuat mereka menikmati rasa dan kenyamanan di tempat makan itu,disitu saya tidak memasang hotspot.kenapa saya tidak memasang hotspot karena ada beberapa alas an yang saya miliki yaitu : jika kita memakai hotspot banyak orang yang makan/minum standar tetapi mereka nongkrongnya lebih dari 2 jam hanya buat bermain internet,banyak juga mahasiswa yang meramaikan tetapi tidak makan atau hanya minum dan menggunakan hotspot.
Setelah tanpa hotspot saya amati tetap banyak orang yang datang ke Jogja Steak karena memang mereka berniat untuk makan dan menikmati music dan suasana secara tidak langsung saya mengambil kesimpulan kalau tanpa ada hotspot pun berarti kita bias membuat konsumen ramai dengan cara kita menjual suasana yang alami dan nyaman buat mereka.
Ada beberapa hal yang membuat saya memilih jadi wirausaha & restoran Steak :
Di atas saya menyinggung manajer yang sangat professional yang membantu saya,jadi gini cerita yang sebenernya Manajer itu memiliki skill yang bagus yang mengatur café yang tidak bisa saya sebut kita samarkan menjadi café M,jadi dia anajer café M se Indonesia,sedangkan café M itu hamper memiliki ratusan cabang di Indonesia,tetapi dia keluar karena ada masalah dengan pemiliknya.lalu dia membuat Café sendiri yang sekarang per hari bisa ber omset 3-5jt dan saya membuat kerjasama dengan Manajer itu,semua pegawai saya dia yang mencarikan karena banyak juga pegawai dia yang keluar dari café M secara tidak langsung berarti pegawai sudah berpengalaman kan? Dan kita membuat kesepakatan bahwa dia menjadi Manajer Jogja Steak dengan kesepakatan dia 20% dan saya sebagai pemilik 70% dari omset bulanan,tetapi 20% itu tidak hanya buat manajer 10% nya lagi buat bonus pegawai diluar gaji utama pegawai sehingga pegawai semangat dan melakukan yang terbaik untuk memuaskan konsumen yang ada
Sekarang Jogja Steak baru berjalan 2 minggu dengan omset per hari 1 juta – 1,5 juta perhari jam kerja mulai jam 14.00 – 23.00 kita lebih ramai di jam malam karena suasana malam lebih banyak digemeri dari pada siang hari,dan Insyaallah malem minggu ini kita akan melakukan Grand Opening dengan promosi secara sederhana ke tempat tempat yang bisa menarik konsumen dengan baik.
Itu salah satu usaha yang saya terapkan untuk saat ini,saya terobsesi oleh sahabat sahabat dari Papa saya.dan saya pernah ingat dari salah satu sahabat papa saya yang memiliki tempat makan di jogja yang bernama Ayam Goreng Mbok Berek dia berkata “Pengusaha jangan hanya memikirkan penghasilan tetapi harus memikirkan kebahagiaan karyawan yang bekerja,karena penghasilan yang kita peroleh proses dari karyawan yang dapat memuaskan pelayanan kepada pelanggan “jadi setiap 1 bulan sekali kita pasti melakukan jalan / ada bonus tambahan atau apapun itu yang bisa membuat karyawan menjadi nyawan bekerja untuk kita.
Ngabaduy, kalau dalam istilah mah disebutnya ngalalana atau hitchiker dalam bahasa Inggris.
Kata ini diperkenalkan oleh Pak Djadja Sardjana saat tim Comlabs melaksanakan tugas-tugasnya ke seantero nusantara.
Bercirikan gembolan tas, dan perangkat-perangkat yang dibawa, jadilah kami komplotan ngabaduy.
Tadinya ingin jadi Avatar-IT tapi tak apalah jadi Ngabaduy-IT 🙂
Bisa dibaca dan dilihat Sekuelnya di http://www.facebook.com/NgabaduyIt dan Timeline Twitter di @NgabduyIT
Ngabaduy, kalau dalam istilah mah disebutnya ngalalana atau hitchiker dalam bahasa Inggris.
Kata ini diperkenalkan oleh Pak Djadja Sardjana saat tim Comlabs melaksanakan tugas-tugasnya ke seantero nusantara.
Bercirikan gembolan tas, dan perangkat-perangkat yang dibawa, jadilah kami komplotan ngabaduy………
Fan Page: http://www.facebook.com/NgabaduyIt
Sekilas Lahirnya Pancasila sebagai falsafah dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kemarin diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.
Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”. Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :
Pada 1 Juni 2012, mantan presiden dan mantan wapres beserta keluarga hadir pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 yang dikenal Hari Lahir Pancasila di Gedung DPR/MPR. Mantan kepala negara yang hadir diantaranya B.J. Habibie, dan Megawati Soekarno Putri. Adapun mantan Wapres yang hadir diantaranya Try Sutrisno, Hamzah Haz, serta Jusuf Kalla. Keluarga mantan Presiden Soeharto dan anak-anak mantan Presiden Soekarno serta putra-putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid juga ikut dalam peringatan kelahiran Pancasila itu.
Dalam peringatan kelahiran Pancasila ini para tokoh agama diberikan kesematan untuk menyampaikan pidato kebangsaan. Berbeda dengan tahun lalu, yang justru para mantan presiden yang bergiliran menyampaikan pidato kebangsaan. Wakil Presiden Boediono akan menyampaikan pidato kunci dalam peringatan hari bersejarah ini.
Techno.Edu.Preneur Seminar & Expo: Menghidmati Pancasila Dengan Usaha Pengembangan Modal Insani
Menurut Adam Smith, Human Capital (Modal Insani) berupa kemampuan dan kecakapan yang diperoleh melalui pendidikan, belajar sendiri, belajar sambil bekerja memerlukan biaya yang dikeluarkan oleh yang bersangkutan. Perolehan ketrampilan dan kemampuan akan menghasilkan tingkat balik “Rate of Return” yang sangat tinggi terhadap penghasilan seseorang. Berdasarkan pendekatan Human Capital ada hubungan Linier antara Investasi Pendidikan dengan “Higher Productivity & Higher Earning”. Manusia sebagai modal dasar yang diinvestasikan akan menghasilkan manusia terdidik yang produktif dan meningkatnya penghasilan sebagai akibat dari kualitas kerja yang ditampilkan.
Untuk itulah, dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila, diselenggarakan Techno.Edu.Preneur Seminar & Expo (@TEPSeminarExpo) oleh Comlabs USDI ITB dan Pojok Pendidikan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Techno.Edu.Preneur Seminar & Expo memiliki tiga kegiatan utama, yaitu seminar, expo, dan lomba untuk guru.
Seminar
Seminar diselenggarakan terdiri dari dua sesi seminar, yaitu:
Sebagai salam kebangsaan dan dalam rangka memperingan ketiga hari bersejarah di atas, seminar ini dibuka dengan Peserta, Panitia dan Narasumber berdiri dan menyanyikan Indonesia Raya. Acara kemudian dibuka oleh Prof.Ir. Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc., Ph.D (Wakil Rektor Bid. Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni ITB) yang menekankan pendidikan dan latihan sebagai sarana pembangunan dan pengembangan Modal Insani (Human Capital). Beliau mengatakan: “Setiap diri manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan tanpa mengenal ruang dan waktu, tanpa mengenal usia dan tanpa dibatasi oleh bangunan gedung sekolah yang megah yang memisahkan antara si kaya dan si miskin walaupun itu membutuhkan Pembiayaan Pendidikan yang cukup besar. Falsafah Pendidikan yang memanusiakan manusia (humanize the human being) harus tetap menjadi pandangan hidup dalam dunia pendidikan sehingga akan tercipta pendidikan yang bebas secara politik, sejahtera secara ekonomi, adil secara hukum dan partisipatif secara budaya”.
Seminar Pendidikan Kreatif dan Kewirausahaan
Sebagai Pembicara Pertama adalah Pendidik Kreatif Bapak Dedi Dwitagama (Kepsek. SMKN 29 Penerbangan Jakarta) yang pertama kali hadir di Aula Barat ITB Bandung tahun 1978, saat ikut Lomba Paduan Suara se-Jawa bersama Tim Paduan Suara SMPN 19 Jakarta. Pada Seminar Techno.edu.preuneur kali ini, beliau memberikan pencerahan perihal kreativitas di sekolah serta mengkhidmati pendidikan adalah jalan untuk menaikkan status ekonomi dan sosial seseorang. Beliau juga katakan bahwa peran Guru Kreatif sebagai Lokomotif Pendidikan Berkualitas sangat penting terutama di era Teknologi Informasi ini. Pencerahan yang sangat menginspirasi peserta seminar ini diakhiri Pak Dedi:
Dengan hanya berpikir sebagai seorang pengajar, guru hanya memberikan materi ajar di depan kelas tanpa mampu mentrasfer nilai-nilai pokok dari sebuah pendidikan. Guru harus mencoba untuk membuka wawasan peserta didik tentang kehidupan, dia tidak hanya mengajar tapi juga berperan sebagai pendidik yang kreatif
Pembicara Kedua adalah Bapak Mohamad Rosihan (Presiden Komunitas Tangan Di Atas) yang menyampaikan bahwa untuk membangkitkan perekonomian Indonesia dan melepaskan ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain, perlu dicetak wirausaha yang banyak. Banyaknya wirausaha perlu dibarengi juga dengan karakter yang sehat yang sesuai dengan budaya dan kearifan masyarakat Indonesia melalui konsep Characterpreneurship. Karakter Entrepreneur ini dibentuk tidak dengan cara instant, namun melalui proses pendidikan jangka panjang yang berkarakter. Komunitas TDA dibangun atas dasar kesamaan Visi dan Misi yaitu menebar rahmat dengan jalan berbisnis. Hingga saat ini, Komunitas TDA telah beranggotakan lebih dari 20.000 pengusaha kecil menengah yang tersebar di seluruh Indonesia:
“Bagi kami, tujuan berbisnis atau berwiraswasta bukan hanya mencari kuntungan semata, tetapi juga orangnya harus berkarakter. Characterpreneurship berpegang pada nilai atau etika bisnis, anti korupsi, pembelaan terhadap produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja dan tentunya berkah bagi masyarakat” Muhamad Rosihan, Presiden TDA.
Pembicara Ketiga adalah Pak Brimy Laksmana (Education Manager Intel Education Indonesia) yangmembuka wawasan para pendidik tentang kebutuhan perubahan paradigma dan cara mendidik untuk menyesuaikan perkembangan dunia abad 21 lewat presentasi yang disampaikannya. Disampaikan juga workshop di Ruang Multimedia Comlabs-ITB untuk beberapa guru yang telah menerima Intel Classmate PC (CMPC) bersama aplikasi pendukung yang menyertainya untuk digunakan dalam mendukung pembelajaran dikelas, yang difasilititasi oleh Winastwan Gora (Senior Trainer Intel Education Indonesia).
Pembicara Keempat atau terakhir adalah Gerald Goh (Polyvision Education Consultant) yang memperkenalkan “Interactive Whiteboard” untuk penunjang peningkatan kualitas pendidikan. Melalui event ini, Polyvision ingin memperkenalkan 21st Century Classroom Technology dengan produk “Interactive Whiteboard” yang memiliki ceramic steel surface, open software architecture, dan wireless technology. Ini bisa digunakan dengan software-software pendidikan/corporate/personal yang sesuai dengan spek mereka. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk komunitas IT di Indonesia, karena itu artinya kita bisa mengembangkan software untuk “interactive whiteboard” dengan platform Eno board.
Expo
Expo terdiri dari dua rangkaian utama yakni Pameran Kreativitas dan Paralel Session. Pameran Kreativitas diisi insan-insan kreatif dalam pendidikan maupun korporat untuk menampilkan hasil karyanya serta memotivasi pengunjung. Pameran ini akan menampilkan alat peraga hasil karya finalis kompetisi alat peraga pengajaran. Selain itu, akan ditampilkan juga produk-produk dari komunitas kreatif serta dari perusahaan sponsor sebagai berikut:
Nama Komunitas | Presentor | Judul Presentasi | Waktu Presentasi | ||
Start | Duration | End | |||
Komunitas Lingkungan Hidup (M. Febrian) | M. Febrian | daerah berpotensi tanpa pengelolaan SDM yang unggul | 9:30 | 0:30 | 10:00 |
Agate Studio(Mewakili komunitas Gedebuk – Game Devleoper Bukabukaan) | Aditia Dwiperdana | Why Learning Should be a Game | 10:00 | 0:30 | 10:30 |
Npaperbox | Taufik Sulaeman | Museum of Knowledge | 10:30 | 0:30 | 11:00 |
Segitiga.Net(Kummara) | Adieb A. Haryadi | Tiga Tantangan Boardgame untuk Techno.Edu.Preneur | 11:00 | 0:30 | 11:30 |
SKHOLE PM-KM ITB | Ganar Firmananda | SKHOLE – Asyiknya Berbagi | 11:30 | 0:30 | 12:00 |
Rumah BelajarSAHAJA (Sahabat Anak Jalanan) | Rahma Ainun Nisa | Kehidupan Jalanan dan Pendidikan | 12:00 | 0:30 | 12:30 |
ISTIRAHAT | |||||
Fantastic Inc. | Lingga Robi P. | #Xpressive Basic Public Speaking Mini Workshop | 13:00 | 0:30 | 13:30 |
Tim Network ComLabs | Galih Nugraha Nurkahfi, Dwi Haryanto | Teknologi Infrastruktur IT Tepat Guna | 13:30 | 0:30 | 14:00 |
YPBB | Perswina Allaili | profil YPBB dan kegiatan yang bisa diikuti | 14:00 | 0:30 | 14:30 |
LPP Salman ITB | Jamah Halid | ICT dan problematika pendidikan | 14:30 | 0:30 | 15:00 |
Komunitas Sahabat Kota | Siti Fauziah | Education for Sustainable Development | 15:00 | 0:30 | 15:30 |
Marketeers | Aji Hogantara | Marketing Yourself | 15:30 | 0:30 | 16:00 |
Nyangkod | Kresna Galuh Darastya Herlangga | Belajar Pemrograman Tapi Nggak Horor | 16:00 | 0:30 | 16:30 |
<iframe width=”600″ height=”400″ src=”http://www.youtube.com/embed/Dj2zRH0C888″ frameborder=”0″ allowfullscreen></iframe>
Saya jadi moderator dan “pembicara” acara yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Widyatamabertajuk Widyatama Informatics Festival (WIFi). Rangkaian acara ini telah dimulai sejak awal April kemarin dan akan mencapai puncaknya pada tanggal 26 – 28 April 2012.
WIFi menggelar seminar dan workshop ditambah dengan berbagai macam kompetisi. Seminar diadakan pada tanggal 28 April 2012 di Universitas Widyatama, Jl. Cikutra 204, Bandung. Seminar akan terdiri dari dua bagian. Seminar pertama akan membahas tentang ERP khususnya SAP dan diselenggarakan pada pukul 09.30 sampai pukul 12.00. Seminar SAP ini diisi oleh Wahyudi (Staff Ahli Direksi PT. Kereta Api Indonesia) dan Ribkah Gustina (Metrasys) dan moderator Djadja Sardjana.
Berikut adalah ulasan atas seminar tersebut dikaitkan dengan Sebuah Analisis SWOT memprediksi masa depan ERP:
Teknologi informasi telah tumbuh di era yang didominasi proses di mana otomatisasi telah difokuskan pada pertanyaan “Apa yang harus saya lakukan?”. Hal ini diyakini bahwa kita sekarang telah memasuki era baru di mana otomatisasi dapat membantu menjawab pertanyaan besar: “Apa yang harus saya ketahui” Di era ini, kemampuan untuk mengekspos, mengasosiasikan, menganalisis, dan mempresentasikan konten terstruktur dan tidak terstruktur adalah salah satu sumber yang belum dimanfaatkan untuk keunggulan kompetitif.
Hingga sekarang, kebutuhan operasional dan transaksional – bukan informasi – adalah fokus dari implementasi ERP yang paling penting. Aktifitas tersebut termasuk yang didasarkan pada proses bisnis yang otomatis, bukan analisis bisnis atau indikator kinerja utama (KPI).
Platform ERP memiliki kemampuan untuk pelaporan historis dan dukungan keputusan, tetapi kebanyakan solusinya telah membatasi fungsi analisis deskriptif atau prediksi. Upaya untuk memperluas fungsi dalam ERP sering tertinggal fitur dan kegunaannya dari solusi analisis canggih yang terpisah dari ERP.
Para Eksekutif mengasumsikan informasi akan menjadi output dari upaya solusi ERP. Namun, sebagian besar implementasi tidak memiliki visi informasi (atau anggaran) untuk hal ini. Banyak implementasi tidak termasuk sejarah informasi sebagai bagian dari konversi data. Visibilitas terbatas pada transaksi yang terjadi setelah ERP “go-live”. Solusi ERP disebarkan melaluliperilaku “data yang tercemari” serta tidak mengatasi data organik, “sistem rumah-tumbuh dan sumber tersembunyi lainnya.
Tapi sekarang banyak organisasi berpikiran maju menyadari bahwa paket perangkat lunak skala besar yang “memakan semua sumber daya” perusahaan bukan prasyarat untuk mencapai kemampuan informasi. Mereka telah meluncurkan “best-of-breed” upaya mewujudkan business intelligence (BI) dan solusi analisis di mana ERP dipandang sebagai salah satu sumber data perusahaan.
Pemain teknologi informasi di perusahaan telah melakukan investasi yang signifikan dan akuisisi untuk mendukung kemampuan informasi mereka. Setelah proses terintegrasi ke dalam platform eksekusi mereka, harus ada banyak peningkatan kemampuan untuk mewujudkan visi informasi perusahaan. Implementasi Multi-tahun ERP dapat cepat komponen melacak data master dan analisis bisnis untuk mempercepat “time to value”, yang memungkinkan visibilitas untuk menjadi pemercepat jadwal “roll-out”.
Usaha yang mengadopsi pendekatan bisnis KPI di luar operasional, menggabungkan kebutuhan informasi dari bisnis yang jauh melampaui apa yang vendor perlukan untuk proses eksekusi. Otomatisasi informasi adalah disiplin yang berbeda dari ERP, membutuhkan satu set keterampilan, keteguhan dan metode yang berbeda – terutama jika tidak paralel dengan implementasi ERP. Organisasi menyadari bahwa ERP merupakan sebagian dari data yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bisnis.
Mari kita melakukan analisis SWOT prediktif untuk ERP:
Kekuatan:
Kelemahan:
Peluang:
Ancaman: